Agus berusia 21 dan dilahirkan di Cianjur, Indonesia. Seorang anak yang energik, ia menyukai olahraga futsal dan suka bergaul dengan teman-temannya. Namun, terkadang sekelompok teman mendapat masalah, dan sulit untuk keluar dari pergaulan atau masalah itu.
Selama berada di penjara, Agus bertemu dengan Coach Jorge, yang datang untuk melatih anak-anak lelaki setiap minggu dan menjalin ikatan/hubungan dengannya. Menjelang akhir hukumannya, Agus mulai gelisah untuk pulang ke rumah, karena ia takut akan pembalasan dan rasa malu.
Jadi, dia bertanya kepada Coach Jorge jika dia bisa datang ke Rumah Transisi Free and Safe. Di sana ia akan melanjutkan pendidikannya, belajar keterampilan baru dan cara mengurus dirinya sendiri dengan belajar cara memasak, membersihkan yang harus dibersihkan dan semua yang diperlukan untuk menjalankan rumah tangganya sendiri.
