Riski adalah anak yang sangat bahagia yang baru berusia 17 tahun. Ceritanya luar biasa. Dia adalah salah satu anggota dari kembar empat. Ya, empat bayi sekaligus. Sayangnya, salah satu dari mereka meninggal. Dia berasal dari desa jaraknya dekat dengan kota Cirebon (sekitar empat jam perjalanan dari kota kami.) Kami berkesempatan untuk pergi ke rumahnya dan bertemu ibunya. Riski’mempunyai ibu yang sangat rendah hati dan baik hati. Orang tuanya bercerai saat Riski berada di kelas 3, dan kedua orang tuanya telah menikah lagi.
Saat ini ibunya Riskitidak bekerja, tapi ayah tirinya adalah seorang tukang kayu yang berpenghasilan sekitar $ 90- $ 120 USD sebulan, dari penghasilannya itu dipakai untuk menghidupi seluruh keluarga.
Riski telah bersama kami sekarang hampir 1 bulan, dan dia telah beradaptasi dengan sangat baik. Dia adalah salah satu juru masak terbaik di Rumah Transisi, dan semua orang selalu tertawa atau tersenyum ketika Riski ada di sekitar. Kami sangat diberkati memiliki dia di sini dan memiliki kesempatan untuk memberikan pengaruh pada hidupnya.
Riski memiliki satu tahun lagi di SMK (Sekolah Menengah Teknik) di mana dia belajar mekanik, seperti cara memperbaiki sepeda motor. Selain itu, dia mengikuti program kami dari pagi sampai malam belajar bahasa Inggris setiap hari, bermain sepak bola, dll.
Impian Riski adalah membuat keluarganya bangga, dan dia ingin menjadi pemain sepak bola profesional. Jika dia tidak menjadi pemain bola professional, Riski ingin menjadi perwira di ketentaraan atau bekerja di sekolah atau rumah sakit.
Jayadi berasal dari desa yang sama dengan Riski. Jayadi memiliki seorang kakak perempuan yang pergi ke Hong Kong setahun lalu untuk bekerja sebagai pengurus rumah tangga. Dia meninggalkan tiga anak bersama Jayadi dan ibunya. Usia mereka adalah 2, 4, dan 8 tahun. Jayadi bercerita bahwa berbulan-bulan saudara perempuannya tidak mengirim uang untuk mereka, jadi ibunya Jayadiharus membiayai mereka semua. Ditambah lagi, ayahnya Jayadibaru saja meninggal pada bulan Desember lalu. Jadi ibu nya Jayadi sudah mulai menjual barang-barang untuk bisa menafkahi mereka semua. Dia menghasilkan $ 80- $ 140 USD sebulan, bekerja 12-15 jam sehari.
Bagi kami, melihat seorang anak datang dari keadaan seperti ini dan tidak melakukan apa-apa bukanlah suatu pilihan. Sekarang, kami membayar Jayadi pergi ke sekolah menengah atas, menyediakan semua kebutuhannya, dan bahkan mencoba membantu ibunya secara finansial. Jayadi akan berada di sini bersama kami sampai dia menyelesaikan sekolah menengah.
Dia mengatakan kepada kami bahwa baginya pindah ke kota Bandung adalah impian yang selalu dia miliki. Sekarang dia ada di sini ia bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional.
0 Komentar